Baca: 1 Tawarikh 21:1-17
Tetapi hal itu jahat di mata Allah, sebab itu dihajar-Nya orang Israel. (1 Tawarikh 21:7)
Bacaan Alkitab Setahun:
1 Raja-Raja 21-22
Sepintas kita menganggap tindakan Daud menghitung jumlah rakyatnya adalah hal yang wajar. Ternyata, tidak bagi Tuhan! Dia memandang tindakan Daud ini jahat. Di pasal-pasal sebelumnya, Daud dan tentaranya menghadapi banyak pertempuran dan ancaman dari musuh. Kondisi ini mendorong Daud untuk mengetahui seberapa besar kekuatan yang ia miliki. Sensus pun dilakukan dan ia mendapati satu juta orang lebih rakyatnya mampu berperang. Cukup besar untuk menghalau musuh.Mengapa Tuhan memandang jahat tindakan Daud? Rupa kekuatan perang yang besar itu membuat Daud merasa aman. Bukankah sering terjadi, ketika seseorang sudah merasa cukup aman dan nyaman dengan kekuatannya, bisa jadi ia tidak lagi mengandalkan kekuatan Tuhan? Dosa Daud adalah mengandalkan angka atau jumlah pasukan. Ia mengandalkan kekuatan tempur prajurit Israel. Dan Daud pun harus menghadapi pendisiplinan Tuhan: sebuah pilihan untuk memusnahkan semua kebanggaan itu. Tentu saja disiplin ini diberlakukan agar Daud hanya bergantung pada kekuatan Tuhan dan mengandalkan kekuasaan Tuhan.Kita merasa aman ketika sumber daya yang kita miliki sudah kita rasa cukup. Akan tetapi, ada saatnya kita menyadari, bahwa sumber daya itu tidak lagi memadai. Kadang-kadang Tuhan perlu mendisiplinkan kita dengan memusnahkan sumber daya yang menjadi andalan kita dan apa yang membuat kita merasa aman. Dengan itu, kita diingatkan dan disadarkan bahwa tidak ada satu pun kekuatan di bumi ini yang dapat memberi rasa aman selain Allah Bapa yang didalam nama Yesus Kristus. Amin.—SYS
Merasa Aman
ada sebuah ilustrasi untuk kita semua :) s'moga memberkati
Ada seseorang purn. jendral yang sangat disegani oleh seluruh bawahannya saat ia bertugas karena sangat jahat. Dan diluar pekerjaannya, ia juga terkenal akan kekayaannya yang melimpah dan memiliki hati yang keras sehingga para tetangga nya pun jadi takut untuk sekedar berkunjung kerumahnya apa lagi menyapa pak jendral. Suatu ketika, ia jatuh sakit, dan dinyatakan oleh dokter pribadi keluarganya mengidap penyakit tumor di hatinya yang mengakibatkan ia harus dioperasi. Dan ketika ia mengetahui hal tersebut, maka bergegaslah ia berkata kepada dokternya tersebut 'tuk menyetujui operasi tersebut. Ia sadar bahwa akan kekayaan yang ia punya yang ia dapat selama ini melalui kerja kerasnya selama menjabat sebagai jendral dan ditambah dengan penghasilan anaknya yang notabene seorang pengusaha meubel. Ketika dokter pribadinya membuat perjanjian hari 'tuk operasi sang jendral, dokter pribadinya berkata kepada sobatnya yang menjadi dokter operasi yang akan menangani jendral tersebut "Bagaimana ini jika Bapak tidak terselamatkan nyawanya? Aku sungguh takut jika itu terjadi." Jawab sobatnya, "Kamu mengakui Yesus sebagai Juru Selamatmu kan ? Yaudah, kamu berdoa saja, andalkan Tuhanmu itu, jangan patah-patah mendoakannya, ya meski aku tahu aku non-kristiani, tapi aku percaya bahwa Tuhan mu yang kamu sembah memiliki kuasa dan sanggup menjadikan apa yang tidak ada. Jadi jangan kamu khawatir. Sekarang tugas kita mengerahkan seluruh tenaga kita 'tuk menyelamatkan Bapak." Setelah mereka bercakap-cakap, masuklah suster dengan purn. jendral tadi dengan keadaan telah memakai pakaian operasi dan telah dipasang alat bantu nafas. Singkat cerita, jendral tersebutpun berhasil dioperasi tetapi dengan satu catatan medis, ia harus rutin terapi dengan harga yang tidak main-main. Sekali terapi, hampir mencapai angka 30 juta rupiah, Dan disaat yang bersamaan, keluarganya sedang mengalami kebangkrutan yang sangat. Operasi yang ia jalani hanya menyentuh harga 100 juta rupiah dari harga asli yang mencapai 150 juta, lalu anaknya yang bekerja sebagai pengusaha juga mengalami kebangkrutan akibat telah kecurian dan dibakar sehingga habis sudah toko yang ia bangun sejak tahun 2010 tersebut. Seperti kata pepatah, sudah jatuh tertimpa tangga pula. Itulah yang sedang bapak alami. Suatu ketika salah seorang hamba Tuhan yang mendapat panggilan khusus 'tuk menghibur pak jendral dari apa yang sedang ia alami. Sesampainya hamba Tuhan tersebut di depan rumah, lalu memencet bel. Dan seorang penjaga pun keluar dan mempersilahkan pendeta tersebut masuk kerumah. Singkat cerita, pendeta tersebut menemui pak jendral dan keluarga. Tiba-tiba pendeta itu berkata "Bapak, bapak jangan bersedih ya, ini hanya awal 'tuk membuat bapak dan keluarga menjadi emas yang sangat mulia, Tuhan membiarkan ini terjadi agar bapak dan sekeluarga terus menyembah dan berdoa kepada-Nya. Tuhan masih sayang bapak, sekarang apakah bapak rajin berdoa dan menyembah Tuhan ?" Jawab pak jendral "Saya telah lama tidak pernah doa dan renungan karena jadwal saya dulu saat ada di angkatan darat yang sangat padat, sampai saya jatuh sakit saya juga jarang berdoa dan renungan, mungkin ini peringatan dari Tuhan." Setelah kira-kira 30 menit pendeta tersebut berpamitan 'tuk pulang karena pendeta tersebut hendak ada pelayanan di greja lain. Singkat cerita, pak jendral pun memulai berdoa dan renungannya tersebut. Setelah seminggu setelah pendeta itu datang kerumah jendral, pendeta tersebut datang lagi 'tuk menengok pak jendral. Tiba-tiba pendeta tersebut terkejut; bagaimana tidak, pendeta itu mengetahui bahwa seminggu yang lalu pak jendral masih duduk di kursi roda dan tidak bisa bergerak. Tetapi sekarang ia dapat bergerak dan tidak lagi duduk di kursi roda, dan usaha anaknya berjalan lagi setelah ada temannya yang berada di Australia memberi kiriman modal dan dapat dikembalikan lain waktu. Pendeta tersebut pun mengucap syukur atas apa yang telah keluarga ini alami dan berkata, "Anak yang hilang t'lah kembali ya Bapa, terpujilah Engkau". Setelah kejadian itu, pak jendral pun sering membantu didalam kegiatan apa saja yang dikerjakan di dalam gerejanya. Tamat
Ada seseorang purn. jendral yang sangat disegani oleh seluruh bawahannya saat ia bertugas karena sangat jahat. Dan diluar pekerjaannya, ia juga terkenal akan kekayaannya yang melimpah dan memiliki hati yang keras sehingga para tetangga nya pun jadi takut untuk sekedar berkunjung kerumahnya apa lagi menyapa pak jendral. Suatu ketika, ia jatuh sakit, dan dinyatakan oleh dokter pribadi keluarganya mengidap penyakit tumor di hatinya yang mengakibatkan ia harus dioperasi. Dan ketika ia mengetahui hal tersebut, maka bergegaslah ia berkata kepada dokternya tersebut 'tuk menyetujui operasi tersebut. Ia sadar bahwa akan kekayaan yang ia punya yang ia dapat selama ini melalui kerja kerasnya selama menjabat sebagai jendral dan ditambah dengan penghasilan anaknya yang notabene seorang pengusaha meubel. Ketika dokter pribadinya membuat perjanjian hari 'tuk operasi sang jendral, dokter pribadinya berkata kepada sobatnya yang menjadi dokter operasi yang akan menangani jendral tersebut "Bagaimana ini jika Bapak tidak terselamatkan nyawanya? Aku sungguh takut jika itu terjadi." Jawab sobatnya, "Kamu mengakui Yesus sebagai Juru Selamatmu kan ? Yaudah, kamu berdoa saja, andalkan Tuhanmu itu, jangan patah-patah mendoakannya, ya meski aku tahu aku non-kristiani, tapi aku percaya bahwa Tuhan mu yang kamu sembah memiliki kuasa dan sanggup menjadikan apa yang tidak ada. Jadi jangan kamu khawatir. Sekarang tugas kita mengerahkan seluruh tenaga kita 'tuk menyelamatkan Bapak." Setelah mereka bercakap-cakap, masuklah suster dengan purn. jendral tadi dengan keadaan telah memakai pakaian operasi dan telah dipasang alat bantu nafas. Singkat cerita, jendral tersebutpun berhasil dioperasi tetapi dengan satu catatan medis, ia harus rutin terapi dengan harga yang tidak main-main. Sekali terapi, hampir mencapai angka 30 juta rupiah, Dan disaat yang bersamaan, keluarganya sedang mengalami kebangkrutan yang sangat. Operasi yang ia jalani hanya menyentuh harga 100 juta rupiah dari harga asli yang mencapai 150 juta, lalu anaknya yang bekerja sebagai pengusaha juga mengalami kebangkrutan akibat telah kecurian dan dibakar sehingga habis sudah toko yang ia bangun sejak tahun 2010 tersebut. Seperti kata pepatah, sudah jatuh tertimpa tangga pula. Itulah yang sedang bapak alami. Suatu ketika salah seorang hamba Tuhan yang mendapat panggilan khusus 'tuk menghibur pak jendral dari apa yang sedang ia alami. Sesampainya hamba Tuhan tersebut di depan rumah, lalu memencet bel. Dan seorang penjaga pun keluar dan mempersilahkan pendeta tersebut masuk kerumah. Singkat cerita, pendeta tersebut menemui pak jendral dan keluarga. Tiba-tiba pendeta itu berkata "Bapak, bapak jangan bersedih ya, ini hanya awal 'tuk membuat bapak dan keluarga menjadi emas yang sangat mulia, Tuhan membiarkan ini terjadi agar bapak dan sekeluarga terus menyembah dan berdoa kepada-Nya. Tuhan masih sayang bapak, sekarang apakah bapak rajin berdoa dan menyembah Tuhan ?" Jawab pak jendral "Saya telah lama tidak pernah doa dan renungan karena jadwal saya dulu saat ada di angkatan darat yang sangat padat, sampai saya jatuh sakit saya juga jarang berdoa dan renungan, mungkin ini peringatan dari Tuhan." Setelah kira-kira 30 menit pendeta tersebut berpamitan 'tuk pulang karena pendeta tersebut hendak ada pelayanan di greja lain. Singkat cerita, pak jendral pun memulai berdoa dan renungannya tersebut. Setelah seminggu setelah pendeta itu datang kerumah jendral, pendeta tersebut datang lagi 'tuk menengok pak jendral. Tiba-tiba pendeta tersebut terkejut; bagaimana tidak, pendeta itu mengetahui bahwa seminggu yang lalu pak jendral masih duduk di kursi roda dan tidak bisa bergerak. Tetapi sekarang ia dapat bergerak dan tidak lagi duduk di kursi roda, dan usaha anaknya berjalan lagi setelah ada temannya yang berada di Australia memberi kiriman modal dan dapat dikembalikan lain waktu. Pendeta tersebut pun mengucap syukur atas apa yang telah keluarga ini alami dan berkata, "Anak yang hilang t'lah kembali ya Bapa, terpujilah Engkau". Setelah kejadian itu, pak jendral pun sering membantu didalam kegiatan apa saja yang dikerjakan di dalam gerejanya. Tamat
""KETIKA SUMBER DAYA ANDALAN HANCUR, ORANG YANG MENGANDALKAN""
TUHAN TIDAK AKAN KEHILANGAN RASA AMAN